Rabu, 22 April 2009

makalah bimbingan di SD

TUGAS BIMBINGAN DI SD

( ANAK BERPERILAKU BERMASALAH )

LOGO UNESA


OLEH:

AYUB MALSSY

NIM : 071 644 135

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah kepada kami berupa kesehatan dan waktu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bimbingan di SD ini dengan tepat waktu. Tugas makalah Bimbingan di SD yang kami beri judul “Bimbingan terhadap anak bermasalah” ini kami susun untuk memenuhi tugas awal mata kuliah evaluasi pembelajaran semester 3.

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Mulyani selaku dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan di SD kami. Karena atas bimbingan dari beliau tugas makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Sebagai penulis tentunya kami berharap agar makalah kami ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk lebih mempelajari dan memahami mata kuliah Bimbingan di SD khususnya materi tentang bimbingan terhadap anak bermasalah. Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami sangat berharap saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan makalah-makalah kami dalam kesempatan-kesempatan selanjutnya.

Penyusun

Surabaya, Februari 2009

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................

Kata Pengantar................................................................................................... 1

Daftar Isi............................................................................................................. 2

Bab I Pendahuluan.............................................................................................. 3

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian dan jenis perilaku bermasalah........................................ 4

2.2 Bentuk-bentuk perilaku bermasalah.................................................. 5

2.3 Masalah-masalah yang berkaitan dengan karakteristik

perkembangan murid......................................................................... 7

· Teknik membantu murid bermasalah.................................... 21

Bab III Kesimpulan.............................................................................................. 23

Daftar Pustaka.................................................................................................... 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang

Perilaku bermasalah adalah suatu persoalan yang harus menjadi kepedulian guru, bukan semata-mata perilaku itu destruktif atau mengganggu proses pembelajaran, melainkan suatu bentuk perilaku agresif maupun pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerjasama dengan teman merupakan perilaku yang dapat menimbulkan masalah belajar peserta didik, dan hal itu merupakan perilaku bermasalah.

Perilaku bermasalah yang nampak dipermukaan, baru merupakan indicator bahwa murid memiliki masalah. Guru hendaknya menyingkap jauh dibalik perilaku yang nampak, agar memiliki pemahaman tentang karakteristik perilaku murid yang sesungguhnya,

Murid SD merupakan individu yang khas, penghampiran terhadap permasalahan individu memerlukan penanganan yang berbeda. Teknik-teknik membantu murid bermasalah memberikan wawasan dalam memberikan bantuan teradap murid bermasalah.

Pendekatan bimbinga perkembangan membawa implikasi bahwa penghampiran pada perilaku murid bermasalah dapat dilakukan dengan mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan karakteristik perkembangan murid.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Jenis Perilaku Bermasalah

Dalam pendekatan bimbingan perkembangan, guru dimungkinkan untuk memberikan layanan bimbingan terpadu dalam KBM. Melalui layanan dasar bimbingan, guru membantu seluruh murid. Namun sekalipun telah memberikan bantuan terhadap seluruh murid, ada saja murid yang berperilaku bermasalah.

Guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab “murid yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas dan bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Memahami perilaku bermasalah mengandung arti bahwa guru harus lebih sensitive terhadap interaksi antara berbagai kekuatan dan factor di dalam lingkungan peserta didik dengan penampilan perilaku peserta didik di sekolah.

Guru yang memandang bahwa mengajar itu adalah proses membelajarkan seluruh aspek kepribadian peserta didik perlu memperhatikan kesehatan iklim pembelajaran. Guru yang menaruh perhatian kepada iklim kelas yang dimaksudkan untuk mempercepat dan meningkatkan proses pembelajaran peserta didik tidak dapat menghindarkan diri dari masalah-masalah psikologis para peserta didiknya dan dengan demikian dia harus memahami berbagai symptom perilaku bermasalah.

Walaupun symptom perilaku bermasalah di sekolah itu mungkin hanya tampak pada sebagian peserta didik, namun perhatian guru harus tertuju kepada semua peserta didik. Pada dasarnya setiap peserta didik memiliki masalah-masalah emosional dan penyesuaian social walaupun masalah itu tidak selamanya menimbulkan perilaku bermasalah yang kronis. Kiranya kita dapat mengatakan bahwa “peserta didik bermasalah” ialah seseorang yang memiliki masalah lebih banyak atau lebih mendalam yang menjadikan dia menderita karenanya.

Terhadap peserta didik yang menunjukkan perilaku bermasalah ini seringkali guru memberikan perlakuan secara langsung dan drastic yang tidak jarang dinyatakan dalam bentuk hukuman fisik. Cara atau pendekatan seperti iniseringkali tidak membawakan hasil yang diharapkan karena perlakuan tersebut tidak diadasarkan kepada pemahaman apa yang ada di balik perilaku bermasalah, bagaimanapun, bukanlah tugas yang mudah dan seringkali diperlukan bantuan dari pakar di bidang pekerjaan-pekerjaan psikologis (konselor dan ahli psikologis). Sekalipun demikian pemahaman terhadap perilaku bermasalah bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan oleh guru.

2.2 Bentuk-bentuk Perilaku Bermasalah

Salah satu kesulitan memahami perilaku bermasalah ialah karena perilaku tersebut tampil dalam perilaku menghindar atau mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku ini disebut “mekanisme pertahanan diri” yang disebabkan oleh karena peserta didik menghadapi kecemasan dan tidak mampu mnghadapinya. Kecemasan pada dasarnya adalah bentuk keteganagan psikologis sebagai akibat dari ketidakpuasan dalam pemenuhan kebutuhan. Disebut “mekanisme pertahanan diri” karena dengan perilaku tersebut, individu dapat mempertahankan diri atas atau menghindar dari situasi yang menimbulkan ketegangan. Mekanisme perilaku ini berentang mulai dari bentuk-bentuk yang normal sampai kepada bentuk-bentuk perilaku patologis.

v Bentuk umum dari perilaku mekanisme pertahanan diri ini ialah :

a. Rasionalisasi

mekanisme perilaku rasionalisasi ditunjukkan dalam bentuk memberikan penjelasan atas perilaku yang dilakukan oleh individu, penjelasan yang tampak biasanya cukup logis dan rasional tetapi pada dasarnya apa yang dijelaskan itu bukan merupakan penyebab nyata karena dengan penjelasan tersebut sebenarnya individu bermaksud menyembunyikan latar belakang perilakunya.

Sebagai contoh: Anto kelas V SD bangun kesiangan, sehingga ia datang di sekolah telambat. Ketika ibu Guru bertanya: mengapa Anto datang terlambat, ia menjawab bahwa datang terlambat karena kendaraan macet sepanjang jalan.

b. Sikap Bermusuhan

sikap ini tampak dalam perilaku agresif, menyerang, mengganggu, bersaing, dan mengecam lingkungan.

c. Menghukum Diri Sendiri

perilaku ini tampak dalam wujud mencela diri sebagai penyebab utama kesalahan atau kegagalan. Perilaku menghukum diri ini terjadi karena individu cemas bahwa orang lain tidak akan menyukai dia sekiranya dia mengkritik orang lain. Orang seperti ini memiliki kebutuhan untuk diakui dan disukai yang amat kuat.

d. Represi

penyebab yang sebenarnya dari perilaku mekanisme diri terletak pada individu. Perilaku represi ditunjukkan dalam bentuk menyembunyikan dan menekan penyebab yang sebenarnya ke luar batas kesabaran. Individu berupaya melupakan hal-hal yang menimbulkan penderitaan hidupnya.

e. Konformitas

perilaku ini ditunjukkan dalam bentuk menyelamatkan diri dengan atau terhadap harapan-harapan orang lain. Dengan memenuhi harapan orang lain, maka dirinya aka terhindar dari kecemasan. Orang seperti ini memiliki harapan social dan ketergantungan yang tinggi.

f. Sinis

perilaku sinis muncul, dari ketidak berdayaan individu untuk berbuat atau berbicara dalam kelompok. Ketidak berdayaan ini membuat dirinya khawatir dan penilaian, orang lain terhadap dirinya, dan perilaku sinis merupakan perilaku menghindar dari penilaian orang lain.

Semua perilaku mekanisme pertahanan diri mempunyai karakteristik: (1) menolak, memalsukan, atau mengacaukan kenyataan, (2) dilakukan tanpa menyadari latar belakang perilaku tersebut. Pola perilaku ini dipelajari, yang cenderung kepada pengurangan kecemasan dan bukan memecahkan masalah yang menjadi dasar penyebab kecemasan itu.

2.3 Masalah-masalah yang Berkaitan dengan Karekteristik Perkembangan Murid

Pendekatan bimbingan perkembangan mambawa implikasi bahwa penghampiran terhadap murid berperilaku bermasalah dapat dilakukan dengan mengkaji tugas-tugas perkembangan dan karakteristik perkembangan murid SD. Dalam aspek tugas perkembangan, perilaku bermasalah dapat dikaji dengan mengkaji kesenjangan antara tugas perkembangan murid SD yang telah dicapai dengan yang seharusnya. Sedangkan dalam aspek karakteristik perkembangan dapat dihampiri dengan mengkaji masalah-masalah yang muncul berkenaan dengan perkembangan murid SD itu sendiri.

v Berikut ini disajikan deskripsi pencapaian murid dalam tiap aspek tugas perkembangan.

1. Menanamkan Kebiasaan dan Sikap dalam Beriman dan Bertaqwa terhadap Tuhan YME.

Penanaman kebiasaan dan sikap murid dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME di sekolah, selain melalui mata pelajaran Agama, juga dilakukan pada saat perayaan keagamaan, ibadah bersama di sekolah, serta mulai tahun ajaran 1996/1997 diadakan pesantren kilat.

Penanaman kebiasaan dn sikap beriman dan bartaqwa melalui kegiatan nyata sehari-hari di sekolah termasuk juga di rumah lebih berdampak positif kepada murid. Dalam tatanan perilaku sehari-hari, masih terdapat perilaku-perilaku murid yang perlu peningkatan. Murid SD cenderung belum dapat menghindarkan diri dari perbuatan yang dilarang agama seperti menyontek. Perilaku menghormati kedua orang tua dan orang lain masih kurang. Murid SD lebih mementingkan dirinya sendiri, belum mampu mendahulukan kepentingan orang yang lebih tua. Kebanyakan murid SD belum menunjukkan kebanggaan atas kemampuan dirinya sendiri.

2. Mengembangkan Kata hati, Moral dan Niali-nilai sebagai pedoman Perilaku

Tugas perkembangan ini dimaksudkan agar murid mengembangkan control moral dari dalam, menghargai aturan moral, dan memulai dengan skala nilai yang rasional. Secara psikologis, anak pada saat lahir belum memiliki kata hati dan nilai-nilai. Nilai yang paling prinsip baginya adalah kehangatan dan makanan. Melalui perkembangan hidupnya ia sedikit-demi sedikit mempelajari nilai-nilai dan diajari untuk membedakan mana perilaku yang baik mana perbuatan yang buruk.

Penguasaan murid tehadap tugas-tugas perkembangan dalam aspek pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku tampaknya merupakan tugas perkembangan yang paling tinggi dibanding dengan yang lainnya. Murid SD umumnya mampu bersikap jujur dalam berperilaku, seperti mengembalikan barang yang dipinjamnya, dan meminta maaf jika berbuat salah. Berperilaku sopan terhadap orang lain, memiliki tanggung jawab, bersikap rendah hati. Memiliki pemahaman akan perbuatan baik-buruk, memiliki kemampuan dalam menerima hukuman dan ganjaran.

3. Mengembangkan Ketrampilan Dasar dalam Membaca, Menulis, dan Berhitung (Calistung).

Hakekat tugas perkembangan ini adalah murid belajar mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung secara memadai agar mampu beradaptasi dengan masyarakat.

4. Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan untuk permainan dan kehidupan.

Pada masa anak sd perkembangan fisik tidak secepat pada masa perkembangan lima tahun pertama.anak usia SD memberikan pengendalian yang lebih besar terhadap badannya dan mampu duduk atau berdiri dalam jangka waktu yang lama. Disisi lain kekuatan fisik murid belum matang,dan memerlukan aktivitas.murid SD lebih merasa lelah disuruh duduk dalam waktu lama,dibanding dengan lari-lari,jungkir balik atau naik sepeda. Kegiatan fisik sangat penting untuk menyempurnakian perkembangan keterampilan,seperti melempar bola,loncat tali,keseimbangan dalam meniti balok kayu. Mengekspresikan kegiatan yang memerlukan control dan kekuatan fisik dapat memperkaya selfesteemnya.

Pada umumnya murid SD cenderung belum mampu melakukan aktivitas fisik yang diperlukan untuk beriman dan melakukan aktivitas fisik yang sangat bernilai bagikehidupan murid SD.murid SD memiliki kesulitan untuk bermain bola voli,bulutangkis,dan memainkan alat-alat musik.

5. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya.

Pada usia sekolah,anak-anak mulai keluar dari lingkungan keluarga memasuki dunia teman sebaya. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang aman dengan hubungan era dengan ibu dan anggota keluarga lainnya kedalam dunia baru dalam hal mana ia harus pandai menempatkan diri diantara teman sebaya yang sedikit banyak akna berlomba dalam menarik perhatian guru. Anak-anak hendaknya belajar memperoleh kepuasan yang lebih banyak dari kehidupan social bersama teman sebayanya.melelui kelompok sebaya anak belajar memberi dan menerima dalam kehidupan social diantara teman sebaya.belajar berteman dan bekerja dalam kelompok, dapat mengembangkan kepribadian social.

Murid SD dari sekolah sample cenderung dalam kuat memenuhi aturan permainan dalam kelompok teman sebaya.di sisi lain, umumnya merekacenderung lemah dalam kemampuan untuk menghargai teman sebaya,dan bekerja sama dengan sebaya.mereka kurang peduli terhadap teman sebaya, belum memiliki kemampuan untuk bersaing teman sebaya secara sportif, dan kurang setia kawan. murid SD umumnya tidak memiliki teman tetap untuk bermain, kesulitan menentukan teman untuk belajar dan mangerjakan tugas-tugas kelompok.

6. Belajar menjadi pribadi yang mandiri

hakekat tugas perkembangan ini adalah anak belajar menjadi pribadi yang mandiri,mampu membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan pada saat ini dan di masa mendatang secara mandiri tidak tergantung pada orang tua atau orang yang lebih tua.

Kemandirian diawali dengan kemampuan untuk melakukan pilihan sendiri diseputar rurnah.ia belajar memilih sendiri jenis permainan yang disukainya,menentukan program TV yang ditontonnya,memilih acara radio yang disukainya, memilih sendiri buku-buku yang akan dipelajarinya,menentukan sendiri pakaian yang disukainya,dan belajar mengurus dirinya sendiri. Kemudian berkembang kepada pemilihan bermain,dan jenis permainan yang disukainya,dilakukan oleh dirinya sendiri. Disekolah murid belajar merencanakan kegiatan belajar.

Kemampuan anak untuk belajar menjadi pribadi merupakan tugas perkembangan yang paling rendah tingkat penguasaannya. Pada umumnya murid SD cenderung lemah dalam mengurus diri sendiri, belum mampu mnenyuisun rencana kegiatan sehari-hari tanpa bantuan orang lain, dan belum memiliki kemampuan untuk melaksanakan rencana kegiatan secara konsekuen. Murid SD kebanyakan tidak berani pulang-pergi sekolah sendiri,karena kesulitan untuk menyebrang dijalan raya.

Pengkajian lebih mendalam berkenan dengan aspek-aspek yang belum deicapai murid dalam belajar menjadi pribadi yang mandiri, ternyata murid SD belum memiliki kemampuan dalam membuat renscana kegiatan, belum melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana,serta belum mampu mengurus diri sendiri. Penulusuran ulang dengan mengadakan wawancara terhadap beberapa orang murid SD merdeka,dan murid SD menyatakan bahwa peluang untuk belajar menjadi pribadi yang mandiri masih terbatas. Sebagai contoh murid lekas IV sebenarnya sudah mampu untuk berangkat dan pulang sendiri, namun orang tua selalu mengantar dan menjemputnya.sedangkan kemampuan membuat rencana baru terbatas kepada penyusunan jadwal belajar.

7. Membangun sikap hidup yang sehat mengenai diri sendiri dan lingkungan.

Tugas perkembangan ini berkenaan dengan kebuiasaan dalam memelihara,kebersihan dan keamana,memelihara kesehatan,sikap realistis yang mencakup,persaan memiliki fisik yang normal dan memadai,kemampuan menyenangi dalam menggunakan badannya dan memiliki keutuhan sikap terhadap jenis kelamin.keberhasilan dalamn mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut menyebabkan terjadinya keseimbangan kepribadian. kebiasaan hidup sehat hendaknya dilakukan secara rutin.

Murid SD umumnya cenderung kuat dalam kemampuan merwat barang dan dirinya sendiri,bersikap positif terhadap jenis kelaminnya,dan memelihara lingkungan.cenderung lemah dalam menerima kebersihan pakaian sendiri,belum dapat membantu memelihara kebersihan rumah.

8. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.

Hakekat tugas perkembangan ini adalah anak memperoleh sejumlah untuk berfikir efektif berkenenaan dengan pekerjaan, kewarganegaraan dan peristiwa-peristiwa social.

Pada saat anak-anak siap memasuki sekolah,ia sebenarnya telah memiliki perbendaharaan beberapa ratus konsep terutama konsep-konsep yang sederhana seperi bentuk lingkaran,rasa,warna,binatang,makanan,marah dan cinta. Konsep merupakan alat ukur berfikir. Sekiranya konsep yang telah dimiliki social dengan kenyataan,maka akan terjadi pertukaran diantara mereka yang dinyatakan melalui pengalaman nyata. Berdasarkan konsep yangdimilikinya anak akan membentuk konsep baru melalui pengalaman pengganti seperti melelui bacaan,mendengarkan certera atau melihat film.

Umumnya murid SD cenderungkuat dal;am memahami pengertian tentang konsep interaksi social,namun masih lemah dalam memahami pengertian tentang konsep bekerja,dan pengertian tentang hak serta kewajiban sebagai warga negara. Mereka belum memahami pentingnya pemilu dan musyawarah,serta kurang tertarik dengan pekerjaan orang tua.

9. Belajar menjalankan peran social sesuai dengan jenis kelamin.

Murid SD hendaknya belajar berperan sebagai pria dan wanita sesuai jenis kelaminnya sebagaimana yang diharapkan. Sebetulnya secara biologis perbedaan anatomi antara pria dan wanita tidak menunututperbedaan peran jenis kelamin selama murid sekolah dasar.postur tubuh anak wanita sebagaimana anak laki-laki tumbuh dengan baik melalui aktivitas fisik sehingga menjadi kuat dan besar.baru pada usia sembilan atau sepuluh tahun,terdapat perbedaan anatomi antara hak laki-laki dengan murid wanita.

Murid SD cenderung kuat dalam berprilaku sebagai pria atau wanita sesuai dengan norma masyarakat.namun mereka lemah dalam mempelajari peran social sebagai pria dan wanita,dan menerima peran social sebbagai pria atau wanita,terutama bagi murid kelas rendah.

10. Memiliki sikap positif terhadap kelompok dan lembaga –lembaga social.

Kemampuan murid untuk mengembangkan sikap positif terhadap kelompok dan lembaga-lembaga social,merupakan dasar untuk pengembangan sikap demokrasi.tughas perkembangan ini dipelajari murid sejak dirumah,melalui teman sebaya ,dalam kehidupan dimasyarakat,dan disekolah.

Murid SD yang dijadikan responden penelitian cenderung kuat dalam menghargai pendapat orang lain,dan sikap positif terhadap aturan atau tata tertib sekolah.namun mereka cenderung lemah dalan toleransi terhadap perbedaan SARA,serta dalam bertindak secara adil dan demokrasi.mereka kurang paham akan tugas-tugas pemerintahan seperti RT,RW dan lurah.

ý Masalah-masalah yang berkaitan dengan karakteristik perkembangan murid yaitu:

1. Perkembangan fisik dan kesehatan.

Berdasarkan hasil pengamatan guru,terungkap bahwa gangguan perkembanganb fisik dan kesehatan dikelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) berupa sangat lamban dalam bereaksi, gangguan pertumbuhan gigi, perkembangan fisik tidak sesuai dengan usia dan lebih besar dari teman sebaya. Sementara itu pada kelas tinggi (kelas 4,5,6 )terungkap bahwa gangguan perkembangan fisik dan kesehatan berupa sangat ;lamban dalam bereaksi,persoalan gizi,pertumbuhan fisik tidak sesuai dengan usia,dan lebih kecil dari teman sebaya.

2. Karakteristik yang lemah pada konsep diri SD tampak lebih berkaitan dengan kemampuan dan menerima diri sendiri. Kesadaran identitas diri masih banyak didomonasi oleh perintah-perintah eksternal. Walaupun demikian kesadaran akan identitas jenis kelamin mulai berkembang terutama pada murid-murid kelas tinggi.

Dilihat dari karakteristik perkembangan emosi,tampak bahwa kehidupan emosi murid SD tidak lagi sepenuhnya dikuasai oleh kehidupan emosi yang egoistic yapi juga sudah mengandung unbsur-unsur altruistic.sikap toleran terhadap diri sendiri mulai tampak,akan tetapi kecenderungan ini belum merupakan pola perilaku yang konsisten.

Dalam hal idependensi dan tanggung jawab,menunjukkan kecenderungan perkembangan yang positif. keberanian berbuat atas inisiatif dan pilihan sendiri dengan disertai manarima saran dan bekerja sama dalam kelompok mulai tampak pada murid SD. Kendati demikian tanggung jawab murid SD ini masih banyak merupakan manifestasi dorongan kekuatan eksternal.

3. Perkembangan social

Perkembangan hubungan social murid SD telah menunjukkan kecenderungan orientasi kelompok yang cukup kuat. Hubungan social murid SD telah diwarnai pula kesadaran akan identitas diri,walaupun masioh berada pada intensitas yang lemah.

Perkembangan social murid SD telah menunjukkan pula sikap loyal dan kesediaan berkorban untuk kelompok.kegiatan kelompok tidak semata-mata didasarkan atas kesenangan diri sendiri melainkan didasarkan pula atas hasrat kerjasama dan berkompetensi. Namun demikian ketidak konsisten dalam berkelompok masih tampak. Aturan kelompok mulai berkembang dan disepakati sebagai aturan permainan.

Dalam kaitannya dengan interalsi kelompok ini,perkembangan etika murid-murid SD masih cenderung dikuasai oleh faktor-faktor eksternal. Orintasi hukuman dan ganjaran masih cenderung kuat walaupun mereka cukup berpegang pada patokan baik dan buruk. Arah tindakan belum berorientasi alternative.

Tabel

Deskripsi karakteristik perkembangan murid SD :

Dimensi Perkembangan

Cenderung

Kuat dalam…

Cenderung tidak…

Cenderung lemah dalam…

Pribadi

1.konsep diri

Kelas rendah

Kelas tinggi

2.perkembangan emosi kelas rendah

Kelas tinggi

-menonjolkan kemampuan diri

-hasrat belajar

-peka terhadap pujian

-sikap tanggung jawab

-tanggap terhadap aturan diluar dirinya

-sikap objektif terhadap objek

-kesadaran hubungan diri dengan lingkungan

-hasrat belajar

Peka terhadap pujian

-perbedaan penampilan pria dengan wanita

-sikap tanggung jawab

-peduli akan penampilan

-sikap objektif terhadap objek

-melakukan relasi pribadi

-menerima perbedaan orang lain

-menyenangi humor

-mempertahankan pendapat

-toleran terhadap orang lain

-menahan kejengkelan

-sikap menyanyangi orang lain

-bekerja sama

-sikap bersahabat

-menyenangi humor

-bersikap toleran terhadap pendapat orang lain

-melakukan kesepakatan

-berorientasi pada diri

-menghindari tugas

-menghindari tugas

-mersa rendah diri

-egosentrik

-orientasi pada persetujuan

-sedih jika disalahkan

-bersikap menghindar

-menentang teman

-menyalahkan orang lain.

-bersikap murung dn cemas

-menyerang teman secara fisik

-mempertahankan diri

Sensitive terhadap kritik

Sedih jika disalahkan

-menghindar dan menolak

-menyalahkan orang lain

-cemas akan perbedaan diri dengan orang lain

-mengakui kemampuan

-kesadaran hubungan diri dengan lingkungan

-kepekaan terhadap hukuman

-kepedulian terhadap diri

-menjelajahi kemampuan diri.

-kepekaan terhadap aturan luar.

-kepekaan terhadap kritik

-melakukan kesepakatan

-berargumentasi

-menyadari kesalahan diri

-menurut aturan orang dewasa

-persaingan dengan teman.

-memahami orang lain.

-bertindak atas pertimbangan

-berargumentasi

-menyadari kesalahan diri

-menentang secara verbal

-menuruti aturan orang dewasa

-bersaing dengan teman

-bertindak dengan pertimbangan,

Dimensi

perkembangan

Cenderung kuat dalam…

Cenderung tidak…

Cenderung lemah dalam..

c.individu dan tanggung jawab

Kelas rendah

Kelas tinggi

-melakukan sesuatu untuk kesenangan sendiri

-mampu menolong diri

-perbuat atas kebutuhan

-mudah menerima saran

-mengambil inisiatif

-keinginan bebas memilih

-mencari arah kegiatan pribadi

-ingin diakui kelompok

-ingin memantapkan pilihan sendiri

-ketergantungan pada guru

-menolong diri sendiri

-berbuat atas kehendak sendiri

-mudah menerima teman

-peduli terhadap kebutuhan fisik

-ingin bebsa memilih

-mencari arah kegiatan pribadi

-ingin diakui kelompok

-risau jika terlambat

Pekerja dalam hubungan soaial

-ragu berbuat

-selalu menuruti teman

-menghindar pengawasan orang dewasa

-bersikap menentang

-mengkritik guru

-melakukan kesenangan sendiri

-ragu terlambat

-menolak saran orang dewasa

-menghindari pengawasn orang dewasa

-bersikap menentang

Identifikasi terhadap teman

-mengambil keputusan atas pertimbangan

-disiplin diri

-hasrat kerja dalam hubungan social

Menanggung resiko

-identifikasi terhadap teman

-mengambil keputusan atau pertimbangan

-menurut saran teman

Displin diri

-inisiatif berbuat

-menerima resiko

-berargumentasi tentang pendapat sendiri

-kerjasama dengan orang dewasa

PERKEMBANGAN SOSIAL

1.hubungan sosial

Kelas rendah

Kekas tinggi

-berprilaku agresif

-menarik garis perbedaan pria dan wanita

-senang membantu orang lain

-minat kerjasama dengan kelompok

-partisipasi dalam kelompok

-keinginan menunjukkan peran jenis

-terbuka terhadap hubungan dengan orang lain

-membentuk relasi dengan orang lain

-berada bersama dengan orang dewasa

-senang berada dalam kelompok

-berprilaku agresif

-berkompetensi dalam bekerja

-orientasi kelompok

-menarik perbedaan garis perbedaan pria wanita

-setia terhadap kelompok

-minat kerja sama kelompok

-terbuka terhadap informasi sosial

Bersikap mendominasi

-berganti-ganti teman

-bersikap mendominasi

-berkelompok secara tetap

-bersama dengan orang dewasa

-kemampuan tukar pengalaman

-kompetensi dalam bekerja

-melibatkan diri dengan orang lain

-kemampuan menilai perbuatan orang lain

-menunjukkan perbedaan kesenangan dengan orang lain

-kesetiaan pada kelompok

-keampuan tukar pengalaman

-melibatkan diri dengan orang lain

-ingin menyenangkan orang lain

-membantu orang lain

-menilai perbuatan orang lain

-kesetiaan pada kelompok.

Dimensi

perkembangan

Cenderung kuat dalam..

Cenderung tiodak..

Cenderung lemah dalam..

b.karakteristik kelompok

Kelas rendah

-bekerja sama dan bersaing dalam kelompok

-bangga terhadap kelompok

-berbuat untuk kelompok

-berkelompok atas kesenangan

-berkelompok tanpa membedahkan teman

-bangga dengn motto kelompok

-berkelompok secara tetap

-berpusat pada doro sendiri

-individualistik

-enggan bekerja sama

-bersikap berlawanan

-kesepakatan berpusat atas patokan kelompok

-sikap selektif dalam memilih anggota kelompok

c.perkembangan etika

Kelas rendah

Kelas tinggi

-terbuka menyatakan ketidak senangan

-menghindari hukuman dan tuntutan

-senang pujian dan sanjungan

-memegang patokan baik dan buruk

-menampakkan kejujuran dalam permainan

-keinginan membela teman

-peduli merawat permainan

-kesadaran akan kesalahan sendiri.

-melihat benar salah atas patokn orang dewasa

-senang dipuji dan disanjung

-semata-mata melihat benar salah atas patokan orang dewasa

-mempertahankan diri sendiri dari kesalahan

-mencela orang lain

-menghindar hukuman dan tuntutan

-terbuka dalam menyatakan ketidak senangan

Menilai diri dsendiri

-berpegang pada aturan main

-kesadaran akan adanya alternative tindakan

-menghargai aturan kelompok

-mengatasi pertentangan atas aturan kelompok

-pegangan patokan baik dan buruk

-menerima celaan

Ö Teknik membantu murid bermasalah

Upaya membantu peserta didik mengatasi perilaku bermasalah dan menggantinya dengan perilaku yang efektif menghendaki ketrampilan khusus dari guru. Bagi guru sekolah dasar yang berperan sebagai guru kelas sekaligus guru pembimbing, penangan dan pencegahan perilaku bermasalah dapat ditempuh dengan mengembangkan kondisi pembelajaran yang dapat memperbaiki kesehatan mental peserta didik.

Kepembimbingan guru dalam proses pembelajaran dinyatakan dalam upaya mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang sehat.ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk memperoleh lingkungan belajar yang sehat.

①. Memenfaatkan pengajaran kelas sebagai wahan auntuk bimbingan kelompok.dalam hal ini guru dapat bekerja sama dengan konselor sekolah,jika disekolah tersebut telah ada konselor(guru pembimbing)

②. Memanfaatkan pendekatan-pendekatan kelompok dalm melakukan bimbungan

③. Dalam mewujudkan fungsi bimbingan didalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan metode yang bervariasi yang memungkinkan peserta didik mengembangkan ketrampilan kehidupan kelompok.metode yang dimaksudkanseperti sosiometri,diskusi dan bermain peran.

④. Mengadakan konferensi kasus dengan melibatkan para guru dan orang tua murid.konferensi kasus ini dimaksudkan untuk menemukan alternative pemecahan bagi kasus.

⑤. Menjadikan segi kesehatan mental sebagai salah satu segi evaluasi.evaluasi disekolah seyoganya tidak hanya menekankan kepada segi hasil belajar tetapi juga perlu memperhatikan perkembangan kepribadian peserta didik.walaupun hasil evaluasi kepribadian itu tidak dijadikan factor penentu keberhasilan peserta didik.

⑥. Memasukkan aspek-aspek hubungan insaniah kedalam kurikulum sebagai bagian terpadu dari bahan ajaran yang harus disajikan guru.

⑦. Menaruh kepedulian khusus terhadap factor-faktor psikologis yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Guru perlu memahami perilaku bermasalah anak, sebab “murid yang bermasalah” biasanya tampak di dalam kelas dan bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya.

Murid SD merupakan individu yang khas, penghampiran terhadap permasalahan individu memerlukan penanganan yang berbeda. Teknik-teknik membantu murid bermasalah memberikan wawasan dalam memberikan bantuan terhadap murid bermasalah.

Jadi sebagai guru, terutama guru bagi siswa SD harus mengetahui mengapa suatu anak itu bermasalah dan sebaik mungkin seorang guru SD harus bisa membimbing siswanya dengan baik dan solusi yang tepat agar siswanya dapat keluar dari masalah yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar