Rabu, 22 April 2009

rpp bahasa indonesia kelas 2 sd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )















OLEH :

AYUB MALESSY

071 644 135

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Le Kona

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : 2/II

Alokasi Waktu : 2 × 30 menit (1 x pertemuan )

Standar Kompetensi :

Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita

Kompetensi Dasar :

1. Menceritakan kembali cerita anak yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri

2. Membaca nyaring teks (15 – 20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat

3. Menyalin cerita anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi.

Indikator :

a. Menjawab pertanyaan tentang cerita yang dibacakan oleh guru

b. Menceritakan kembali isi cerita di depan kelas

c. Membaca bacaan dengan lantang dan jelas

d. Menyalin syair lagu dengan tulisan tegak bersambung

A. Tujuan Pembelajaran : melalui pengalaman siswa, siswa dapat :

1. Memahami isi cerita yang didengar

2. Trampil membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang benar

3. Menuliskan kembali isi cerita dengan huruf tegak bersambung dan rapi

B. Metode :

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Penugasan

C. Materi pokok : Cerita anak

Rakus

Ada seekor anjing yang sangat rakus. Anjing itu suka merebut makanan kawannya. Kalau anjing lain mendapat daging, dikerjarnya dan direbutnya daging itu.

Pada suatu hari anjing rakus itu merasa lapar sekali. Ia berlari kesana-kemari mencari makanan. Di dekat pasar si rakus mencuri sepotong daging. Daging itu digigitnya dan dibawa pulang.

Anjing itu berjalan melalui jembatan kecil di atas sungai. Air sungai itu sangat jernih. Anjing itu melihat ke bawah. Bayangannya tampak jelas.

Si rakus mengira ada anjing lain yang menggigit daging juga...dengan cepat ia melompat ke dalam air. Ia mau merebut daging itu.

Daging yang dimulutnya terlepas, dan hanyut dibawa air. Ternyata tidak ada anjing lain. Yang diserangnya itu hanya bayangannya sendiri. Si rakus basah kuyup. Dengan susah payah ia naik ke darat. Si rakus pulang dengan lesu. Perutnya makin lapar.

D. Kegiatan pembelajaran :

§ Kegiatan Awal:

Presensi : guru mengecek kehadiran siswa

Apersepsi : Menyanyi “Kucingku Belang Tiga”

Guru bertanya:

1. adakah diantara kalian yang pernah membaca cerita dongeng?

2. Pernahkah anak – anak mendengar cerita dongeng dari orang tua atau sahabat mu!

Motivasi : guru memotivasi siswa agar aktiv dalam kegiatan pembelajaran

§ Kegiatan Inti

ØSiswa mendengarkan cerita anak yang dibacakan oleh guru

ØSiswa menjawab pertanyaan yang sampaikan oleh guru:

- Apa judul cerita yang baru saja didengar?

- Dalam cerita tadi siapa yang rakus dan sering merebut makanan dari kawannya?

- Dimanakah kejadian itu berlangsung!

ØSiswa diminta oleh guru menceritakan kembali cerita tersebut

ØSiswa diminta oleh guru membacakan kembali teks bacaan cerita dengan suara nyaring

ØSiswa menyalin cerita anak tersebut dengan huruf tegak bersambung

§ Kegiatan Akhir :

Kesimpulan:

Siawa dan guru besama – sama menyimpulkan isi cerita

Penugasan :

Guru menyuruh siswa mencari dan menuliskan cerita anak di rumah. Sumbernya lewat buku, orang tua, teman dekat atau media yang lain. Kemudian pertemuan yang akan datang siswa berceritra di depan kelas.

Penerapan :

Guru mengingatkan siswa agar jangan mengikuti tingkah laku anjing dari cerita yang sudah didengar

Yaitu :

1. Anak – anak kalau ingin makan atau lapar, anak – anak jangan rakus ya.

2. Anak – anak kalau kita makan kita jangan mengambil makanan milik orang lain nanti dimarahin

3. Anak – anak jangan mencuri nanti dimarahi oleh papa atau ditangkap polisi.

E. Alat dan bahan :

Sumber : Bina Bahasa Indonesia 2 B

Lembar bacaan cerita : Rakus

F. Penilaian :

Penilaian proses

Format Penilaian Proses

No

Nama

Aspek yang dinilai

Jumlah

NA

Keberanian

Kejelasan

Kelancaran

1

Doni

2

simon

3

Angua

4

Yub

Keterangan :

1. Keberaniaan : 40

2. Kejelasan : 30

3. Kelancaran : 30

= Jumlah nilai keseluruhan

Jumlah aspek yang dinilai

Mengetahui: Surabaya, 22 april 2009

Kepala Sekolah, Guru Kelas 2,

Ayub Malessy Kristin Koanak

NIM : 071644135 NIP : 031 342 564

asesmen dalam sains sd

TUGAS PENDIDIKAN IPA DI SD

“ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD”



LOGO UNESA


OLEH :

AYUB MALESSY 071 644 135


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2009

ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

  1. Fungsi asesmen dalam pembelajaran

Asesmen meruakan bagian yang terpenting dalam proses pembelajaran di bidang studi apapun. Asesmen hendaknya dibedakan dalam pengukuran prestasi belajar (pengumplan imformasi tentang prestasi murid-murid melalui tes dan lembar kerja) sedangkan asemen merupakan konsep yang lebih luas yang mencakup penilaian profesionlal pendidik, perasaan dan pengamatan, serta imformasi – imformasi lain yamg di kumpulkan dari lingkungan belajar.

Fungsi nasesmen :

a. Sebagai alat untuk merencanakan, pedoman, mempekaya pembelajran IPA di kelas.

b. Sebagai alat komumnikasi dengan murid – murid, administrator dan orang tua murid, tentang pentingnya IPA

c. Sebagai alat untuk memonitor hasil belajar IPA dan perbaikan pembelajaran.

d. Sebagai alat untuk memperbaiki kurikulum dan pengajaran IPA

  1. Jenis – jenis asesmen menurut tujuan:

Jenis asesmen

Saat asesmen

Alasan asesmen

Cara pelaksanaan asesmen

Diagnostik

Sebelum pembelajaran

Mendeteksi kebutuhan murid

Medeteksi miskonsepsi, dan apa – apa yang sudah dan apa – apa yang belum diketahui murid

Empat cara:

a. tes tertulis (tes pensil & dan kertas)

b. laporan tertulis proyek yang di kerjakan murid

c. porto folio

d. observasi dan kinerja murid

Formatif

Selama pembelajaran

Untuk mendapatkan balikan segera untuk memodifikasi pembelajaran konsep, atau membimbing murid dalam menyelesaikan tugas

Sumatif

Setelah pembelajaran

Untuk mengumpulkan nilai, mengases beberapa banyak yang di serap murid

  1. Peranan Asesmen
    1. Asesmen Diagnostik

Dilakukan dengan cara :

- tes tertulis dapat digunakan dalam tes diagnostik. Tes semacam ini disebut (prates atau pretes)

- tes lisan

Dari data yang di peroleh dari tes tersebut maka dapat

membantu guru mengidetifikasi minat, kelebihan dan kelemahan murid dalam bidang studi IPA, membantu guru melihat apakah seorang murid memerlukan bantuan dalam belajar atau tidak dan memberi imformasi tentang perbedaan – perbedaan cara belajar murid – murid.

Adapun minat dan motifasi siswa dapat ditingkatkan dengan cara:

v mengajak siswa menjadi rekan yang aktif dalam proses pembelajaran dan mulailah membiasakan sedikit demi sedikit melepaskan mereka dari situasi dimana mereka hanya sebagai pendekar yang aktif

v mengajak siswa menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis bagi dirinya dan selalu menginformasikan kemajuan mereka dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut

v membimbing siswa agar menjadi mandiri dalam belajar dan dilihat dimana / bagaimana prestasi akademis pada saat ini dan pada masa mendatang

v menunjukan bahwa kita benar – benar peduli akan keberhasilan mereka

    1. Asesmen Formatif dalam pembelajaran

Asesmen formatif kadang – kadang diperlukan ditengah – tengah pembelajaran. Bila guru mengalami konsep – konsep yang sukar, maka diadakan asesmen mendapatkan data bagaimana caranya memoditikasi sebagian atau keseluruhan pembelajaran. Asesmen ini juga dapat dilaksanakan bila siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

Jenis tes yaitu berbentuk lisan, tertulis, atau bentuk unjuk kinerja murid terutama untuk penguasaan keterampilan proses IPA.

    1. Asesmen Sumatif dalam pembelajaran

Asemen ini dilakukan untuk mendaptkan nilai akhir untuk menjaring data seberapa banyak dari bahan pelajaran yang dapat dipahami oleh murid – murid, sebelum beralih ke pokok bahasan berikutnya.. peranan asesmen ini erat hubungannya dengan tujuan pembelajaran.tujuan pembelajaran yang jelas akan memudahkan perancangan asesmen.

Menurut Bloom enam tingkat intelegensia dalam ranah koknitif yaitu:

ü pengetahuan tentang fakta –fakta dan prinsip – prinsip

ü pemahaman ( memahami fakta – fakta dan ide – ide )

ü penerapan ( menerapkan fakta dan ide pada situasi baru)

ü analisa ( memcahkan / membagi konsep dalam bagian - bagiannya kemudian melihat hubunganya satu sama lain)

ü sintesa ( mengumpulkan fakta – fakta dan ide – ide )

ü Evaluasi ( mementukan nilai dari fakta – fakta dan ide – ide )

Dua tingkat intelegensi yang pertama yaitu pengetahuan dan pemahaman dikategorikan golongn pikir tingkat rendah, sedangkan keempat tingkat intelegensi berikutnya dikategorikan dalam golongan berpikir tingkat tinggi. Menurut hasil penelitian guru – guru hanya menuntut para murid – muridny apenguasaan berpikir tingkat rendah yaitu pengetahuan yang memerlukan hafalan belaka. Aspek – aspek penerapan, analisa, sintesa dan avaluasi hampir selalu diabaikan.

a. Asesmen dalam ranah Koknitif

Cara – cara pelaksanaan asesmen dalam ranah koknitif :

Ø mempergunakan tes tertulis atau tes pensil dan kertas

Ø mempergunakan opservasi guru atas kinerja murid.

Ø Mempergunakan tes gambar – gambar yang dibubuhi sedikit tulisan atau kata –kata.

Ø Mempergunakan jurnal murid – murid .

Ø Mempergunakan peta konsep dan yang penting tidak umum dilakukan tetapi ada baiknya dicoba adalah portofolio

Ø Selanjutnya akan di bahas cara – cara tersebut satu demi satu

Contoh tes menggunakan peta konsep:




Katak reptilian cecak

Tulislah nama binatang dan mamalia didalam kotak yang tepat

b. Asesmen untuk kategori berpikir Tingkat Tinggi

Yang termasuk kategori tingkat tinggi menurut Bloom adalah aspek – aspek penerapan, analisa, sintesa , dan evaluasi

* Dalam aspek penerapan, murid mempergunakan ilmu pengetahuan yang sudah di milikinya untukditerapkan dalam situasi baru yang berbeda dengan situasi yang dikenalnya. Pada dasarnya kita meminta / memeriksa apakah murid – murid benar memahami suatu konsep sehingga dapat menerapkan dalam konteks yang lain

Contoh :

Kamu sudah mempelajari bahwa antara makluk hidup ada saling ketergantungan.

Terapkalah pengetahuanmu pada situasi berikut ini :

1. pernyataan berikut ini adalah salah “ menebak burung –burung kecil adalah suatu cara untuk olahraga yang menyenangkan “

2. bagaimanakah yang benar?

3. apa yang kamu lakukan bila ada orang – orang yang menembaki burung – burung dihalamanmu?

* Asesmen keterampilan menganalisis melibatkan pemecahan ide atau pemenggalan ide, kemudian murid ditanya apakah mereka memahami hubungan antara pengalaman. Gambar – gambar kartun, grafik, gambar – gambar tanpa kita dapat dipakai untuk menjadi keterampilan menganalisis.

Aspek menganalisis terbagi atas analisa unsur – unsur dan analisa sebab - akibat

Contoh :










Segitiga yang manakah yang menyeimbangkan bilik atau papan.

* Asesmen aspek evaluasi memerlukan penggabungan antara aspek pengetahuan, aspek pemahaman, penerapan, analisa, dan aspek sintesa untuk menunjukan suatu penilaian

c. Asesmen dalam ranah Afektif

Ranah koknitif meliputi pengetahuan - pengetahuan dan pemahaman secara intelektual. Menurut Bloom ranah afektif mencakup perasaan, emosi, minat, sikap, nilai, dan apresiasi. Hal ini erat hubungannya dengan perasaan murid terhadap pelajaran IPA dan bagaimana perasaan ini mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Cara lain untuk mengetahui perasaan murid adalah dengan menggunakan daftar pilihan.

Contoh :

Berilah tanda V di antara kata yang berlawanan di bawa ini

IPA

Menyenangkan………………………………………membosankan

Baik ……………………………………….buruk

Berguna ……………………………………….tidak berguna

Mudah ……………………………………….sulit

Rumit ……………………………………….sederhana

Diperlukan ……………………………………….tidak diperlukan

d. Asesmen dalam ranah Psikomotor

Ranah psikomotor menekankan keterampilan – keterampilan motorik atau keterampilan menangani benda – benda atau alat – alat pada waktu melakukan kegiatan percobaan IPA. Untuk ranah psikomotor kita dapat membuat bagan untuk mengklasifikasi tujuan pembelajaran.

Contoh pengamatan kinerja murid dan skala penilaian.

Tujuan tingkah laku pembelajaran

Selalu

Kadang

Tak pernah

Berhati – hati mengenai mikroskp

Membersikan lensa dengan benar

Menfokuskan lensa dengan benar

Menyediakan dan meletakan selinder dengan benar

Mengatur kaca agar mendapatkan sinar dengan cepat

Hal – hal berikut yang dipakai dalam penilaian dalam ranah psikomotor:

1. belajar dengan alat – alat IPA sederhana misalnya thermometer, timbangan, mistar ukur , gelas ukur, stop wach

2. untuk kinerja keterampilan laboratorium dan prosedur misalnya : menyaring sat, memakai mikroskop

3. mengumpulkan dan merekam data dalam tabel, charta dan grafik yang dibuat sendiri – sendiri oleh murid

4. mendesain suatu percobaan dan melaksanakanya misalnya: bagaimana caranya membuat tablet ini melarut dengan cepat?

5. mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang dapat dites

6. unjuk kinerja dengan alat - alat atau bahan – bahan untuk mendemonstrasikan pemahaman konsep – knsep dan hubungan antara konsep misalnya pemahaman hubungan sirkuit listrik, atau pemahaman hubungan antara masa, volume dan kerapatan suatu obyek.

7. membuat model yang menunjukan gejala alam misalnya sel, system tata surya atau struktur geologi.

8. mengkomunikasikan proses percobaan baik berupa tulisan induvidual maupun kerja kelompok.

e. Beberapa Teknik Asesmen Praktis

Asesmen praktis dapat dipakai untuk menilai ketrampilan psikomotor siswa, kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah, serta mengakses tentang perasaan mereka mengenai gejala yamg mereka amati / selediki dalam percobaan. Jawaban siswa boleh lisan maupun tertulis.

Kelemahan dari asesmen praktis yaitu:

1) Perlu alat – alat atau bahan – bahan untuk diotak atik

2) Perlu tempat khusus untuk pelaksanaan

3) Persiapan dan pembersihan sesudah pelaksanaan asesmen

4) Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaannya elatif lama

5) Hanya sedikit dari materi pembelajaran yang dapat dites

6) Hanya sedikit dari murid – murid yang dapat ditentukan waktunya menyelesaikan asesmen